RisikoMemakai Baju yang Belum Kering Memaksakan memakai pakaian yang masih belum kering bukan hanya bisa mengganggu karena bau apek yang tentu tidak sedap untuk dihirup, tapi juga kenyamanan pada tubuh. Belum lagi, banyak bakteri dan kuman yang mengancam untuk menempel pada baju yang tidak kering tersebut. Hajardan Ismail masih menetap di sekitar mata air zam zam tersebut sambil menunggu kedatangan Ibrahim. Kemudian datanglah beberapa orang dari suku sekitar yang ingin meminta dan memanfaatkan air tersebut sekaligus tinggal di daerah tersebut. Apakah airnya tidak pernah kering karena suatu keajaiban, takdir Ilahi atau ada sebab lain yang MeskipunSedulur beraktivitas di luar rumah dalam waktu yang lama. Sedulur tidak perlu khawatir kulit Sedulur kering, karena kulit Sedulur akan lembab dalam jangka waktu yang lama dengan menggunakan moisturizer. BACA JUGA: 17 Pelembab Untuk Kulit Berminyak dan Berjerawat Terbaik. 13. Sariayu Putih Langsat Skin Brightening Moisturizer cash. - Pernahkah Kawan Puan merasa kulit sangat kering walau sudah pakai pelembap? Jika ya, mungkin ada kebiasaan-kebiasaan yang kamu lakukan yang menjadi penyebab kulit lebih rentan dari Healthline setidaknya ada beberapa alasan yang membuat kulit tetap kering meski sudah menggunakan pelembap. Baca Juga Simak! 6 Cara Mengatasi Masalah Jerawat Saat Kondisi Kulitmu Kering 1. Dehidrasi atau malnutrisi Lapisan luar kulit kita terdiri dari 15-20 persen air, sehingga saat tubuh kekurangan asupan air atau bahkan dehidrasi, maka hal tersebut dapat berdampak pada kulit. Kulit akan kehilangan elastisitasnya dan menjadi lebih rentan mengalami kering. Selain kekurangan air, kekurangan sejumlah asupan vitamin seperti vitamin A, vitamin D, dan zinc juga dapat membuat kondisi kulit kering. 2. Tidak melakukan eksfoliasi Mereka yang memiliki kulit kering terkadang khawatir kulitnya akan semakin kering saat melakukan eksfoliasi. Padahal, saat tidak melakukan eksfoliasi maka sel-sel kulit mati akan menumpuk di permukaan kulit dan dapat memberikan tekstur kering dan bersisik. Dengan melakukan eksfoliasi, maka sel kulit mati terangkat dan membantu memperbaiki tekstur kulit. 3. Mencuci muka secara berlebihan Pada dasarnya kulit tubuh kita mengandung minyak alami yang dapat membantu menjaga hidrasi kulit serta melindungi skin barrier. Namun, saat kita membersihkan muka secara berlebihan, maka tindakan tersebut dapat mengancam kelembapan kulit. Akibatnya, kulit akan kehilangan minyak alaminya dan menjadi kering. Karenanya sebagian orang kerap mengalami kulit terasa kencang usai membersihkan wajah, hal tersebut adalah salah satu gejala terlalu berlebihan saat mencuci muka. 4. Kandungan cleanser Banyaknya produk cleanser yang beredar di pasaran, mungkin membuat kita menjadi penasaran untuk mencobanya guna mendapatkan produk yang tepat. Namun, sebelum memutuskan untuk membeli suatu produk cleanser, disarankan untuk memperhatikan kandungan yang terdapat di dalamnya. Jika terdapat bahan aktif yang terlalu keras maka dapat berpotensi menyebabkan kulit mengalami iritasi. Bahan cleanser yang berpotensi menyebabkan kulit kering dan iritasi di antaranya adalah isopropyl alcohol, benzyl alcohol, sulfates, dan fragrance. Oleh karena itu, disarankan untuk menggunakan produk cleanser yang berbahan gentle untuk kamu yang memiliki kulit kering. Baca Juga 5 Cara Merawat Kulit dan Rekomendasi Produk Skincare Usia 50-an 5. Menggunakan pelembap yang tidak tepat Seperti kita ketahui, terdapat berbagai produk pelembap dengan beragam kandungan bahan aktif di dalamnya. Tiap masing-masing pelembap tentu tidak dapat digunakan oleh semua jenis kulit dan kondisi kulit. Bagi yang memiliki jenis kulit kering, maka pelembap yang dibutuhkan adalah yang memiliki tekstur lebih tebal dibandingkan dengan pelembap untuk kulit berminyak. Salah satu bahan aktif yang dibutuhkan oleh kulit kering untuk bantu melembapkannya adalah ceramide. Selain ceramide, bahan aktif lainnya untuk bantu melembapkan adalah antioksidan, hyaluronic acid, salicylic acid, dan glycerin. Baca Juga Kulit Juga Bisa Dehidrasi! Lakukan Hal Ini Agar Kulit Sehat Saat Puasa 6. Mandi dengan air hangat Sebagian dari kita mungkin akan memilih mandi dengan air hangat karena akan terasa begitu nyaman dan rileks. Namun, faktanya mandi dengan air hangat dapat berisiko merusak lapisan luar kulit dan skin barrier. Sehingga, kebiasan tersebut dapat berpotensi menyebabkan kulit menjadi lebih kering dan rentan terhadap iritasi.* Hai teman, Seperti yang Anda ketahui, kami mencoba memberikan jawaban yang paling relevan di internet. Dan sekarang, giliran permainannya TTS Lontong TIDAK KERING-KERING KARENA MASIH... Bahasa permainan adalah bahasa Indonesia dan ada dalam banyak bahasa lainnya. Ini tidak begitu penting bagi kami, topik ini hanya dengan bahasa kami. Kunci Jawaban TIDAK KERING-KERING KARENA MASIH.. TTS Lontong Getar Hanya itu yang harus kami tunjukkan. Silakan pertimbangkan mengunjungi kami untuk tingkat tambahan. Untuk mendapatkan semua jawaban dari permainan, Anda hanya perlu melihatnya Jawaban TTS Lontong dan untuk mengunjungi level berikutnya, lihat topik ini TTS Lontong SUPAYA TAMPIL MAKSIMAL SEORANG PENYANYI HARUS CEK... Sampai jumpa Navigasi pos Beranda Article Bahaya Memakai Baju yang Tidak Kering Diupload pada 6 January 2020, 0159 PM Smart Laundry Musim hujan sudah tiba, dan akhir-akhir ini Smart Mom mungkin dibuat pusing oleh masalah jemuran yang susah kering. Padahal, banyak dari jemuran tersebut adalah baju yang digunakan secara teratur seperti seragam sekolah si kecil maupun baju kerja Smart Mom atau suami. Kalau Smart Mom punya mesin pengering, hal ini barangkali tidak jadi masalah besar. Tapi, bagaimana dengan Smart Mom yang tidak punya mesin pengering? Apakah baju yang masih belum kering tersebut harus dipaksa dipakaikan pada anak, suami, atau Smart Mom sendiri? Aduh, jangan sampai! Soalnya, ternyata ada berbagai masalah kesehatan yang bisa timbul karena mengenakan baju yang belum kering lho Smart Mom! Risiko Memakai Baju yang Belum Kering Memaksakan memakai pakaian yang masih belum kering bukan hanya bisa mengganggu karena bau apek yang tentu tidak sedap untuk dihirup, tapi juga kenyamanan pada tubuh. Belum lagi, banyak bakteri dan kuman yang mengancam untuk menempel pada baju yang tidak kering tersebut. Dan tahukah Smart Mom kalau pakaian yang masih basah tersebut rupanya juga bisa menimbulkan masalah kesehatan? Bahkan, hal tersebut bisa mengakibatkan terjadinya penyakit maupun infeksi yang tidak disadari kehadirannya. Risiko mengenakan baju yang tidak kering terhadap kesehatan sebenarnya sudah dibuktikan secara ilmiah, Smart Mom. Penelitian tersebut dilakukan oleh tim dari Wake Forest University School of Medicine North Carolina, tepatnya mengenai prevalensi masalah kulit serta faktor risiko yang terkait di kalangan pekerja pertanian keturunan Latino. Berdasarkan penelitian, ditemukan adanya lebih dari sepertiga partisipan yang melaporkan masalah pada kulit mereka, termasuk jamur kuku dan kulit, jerawat, benjolan, sengatan matahari, ruam, gatal, kapalan, serta gigitan serangga. Nah, walaupun temuan penelitian tersebut diperoleh berdasarkan survei di kalangan petani di North Carolina, Amerika Serikat, temuan tersebut dapat digeneralisasi bagi semua orang di seluruh dunia, tak peduli apa pekerjaan mereka. Lebih lanjut lagi, beberapa risiko kesehatan yang timbul dengan mengenakan baju yang masih basah – meskipun hanya sedikit basah sekalipun – juga meliputi masalah berikut ini. Infeksi kurap Kurap merupakan infeksi jamur yang menyerang kulit dan kuku. Gejalanya yang paling mudah dikenali adalah munculnya ruam dan rasa gatal pada bagian yang mengalami kemerahan. Kurap sendiri bisa menginfeksi kaki, tangan, kuku kaki, maupun kuku jari tangan. Bahkan, kulit kepala, pangkal paha, pantat, maupun paha bagian dalam bisa terinfeksi. Jamur penyebab kurap dapat tumbuh subur di lingkungan yang lembab, termasuk pada pakaian yang masih basah. Jadi, risiko serangan kurap jelas makin tinggi jika Smart Mom memaksa memakai baju yang belum kering. Memperparah eksim Eksim adalah penyakit kronis yang dapat mengakibatkan kulit menjadi merah dan terasa sangat gatal. Garukan terus-menerus karena eksim bahkan bisa menyebabkan luka, yang berujung pada komplikasi, misalnya infeksi bakteri. Kalau Smart Mom atau anggota keluarga ada yang memiliki kondisi ini, Smart Mom perlu tahu bahwa ada beberapa hal yang bisa memperparah eksim yang diderita. Contohnya kelembaban berlebihan yang bisa disebabkan oleh keringat berlebih, pakaian ketat, dan pastinya baju yang masih basah. Jerawat badan Tahukah Smart Mom kalau jerawat bisa menyerang bukan hanya wajah, tapi juga badan? Bahkan, jerawat di badan paling sering diakibatkan oleh pakaian basah karena kondisinya yang lembab. Belum lagi, kelembaban tersebut bercampur dengan panas sehingga mengakibatkan produksi sebum atau minyak pada kulit yang berlebih. Karena itu, jerawat tubuh pun muncul. Terbakar sinar matahari Pada dasarnya, pakaian berfungsi sebagai pelindung bagi tubuh, baik dari panas maupun dingin. Nah, berbicara soal perlindungan dari panas, beberapa jenis pakaian tertentu bahkan bisa bantu meminimalisir risiko paparan sinar ultraviolet UV dari sinar matahari yang berbahaya. Jika pakaian basah, maka perlindungan dari UV juga jadi lebih sedikit karena beberapa sifat perlindungannya yang menghilang. Risiko infeksi jamur Selain jamur kurap, ada berbagai jenis jamur lainnya yang mengancam tubuh Smart Mom dengan memaksa memakai baju basah, seperti jamur Candida albicans. Infeksi karena jenis jamur yang satu ini umum terjadi pada bagian tubuh yang kondisi kulitnya memang secara alami lembab, seperti kemaluan pria maupun wanita, dan bagian mulut. Jika disepelekan dan tidak ditangani dengan baik, infeksi jamur pada kemaluan bisa mengakibatkan komplikasi yang memerlukan perawatan dalam jangka panjang. Jadi, agar Smart Mom dan keluarga nyaman beraktivitas walaupun di musim hujan, pastikan kondisi pakaian selalu kering total sebelum dikenakan, ya! Di samping itu, cegah bau tak sedap yang umum dialami selama musim hujan dengan mencucinya menggunakan detejen Attack Anti Bau yang dipadukan dengan pewangi sekaligus pelembut Attack Fresh Up. Paduan keduanya tidak hanya akan membuat pakaian bebas bau, tapi juga terlindung dari pertumbuhan kuman penyebab bau dan memberikan wangi segar yang tahan 48 jam. Artikel Lainnya Lihat Semua Artikel Hati-Hati, Ternyata Beberapa Jenis Hijab Ini Tidak Perlu DisetrikaUntuk Smart Mom yang berhijab, biasanya hijab dengan bahan yang adem dan lentur jadi pilihan favorit Smart Mom. Sebab, hijab yang terbuat dari bahan tersebut memberikan kenyamanan maksimal saat dikenakan untuk aktivitas seharian penuh, serta kemudahan dalam mengatur hijab agar selalu terlihat rapi ketika dikenakan. Hanya saja, tak peduli secantik apa warna maupun motif pada hijab, tentunya jadi percuma kalau Smart Mom tidak bisa merawatnya dengan baik, dong. Perawatan hijab sendiri termasuk cara mencucinya, cara penyimpanan, maupun apakah kain hijab yang digunakan bisa disetrika atau tidak. Soalnya, ada beberapa jenis kain hijab yang justru akan rusak kalau Smart Mom menyetrikanya, lho! Wolpeach Wolfis Jenis kain yang satu ini bukan hanya digunakan untuk hijab, tapi juga untuk fashion item lainnya. Misalnya gamis, blus, dan kemeja. Kain ini pada dasarnya adalah perpaduan kain sutra dan katun dengan tambahan serat sintetis. Sifat kain ini “jatuh”, mirip seperti ceruti atau chiffon, namun wolfis lebih tebal sehingga tidak menerawang. Meskipun ada kandungan serat katunnya, kain wolfis juga punya serat sutra yang membuatnya jadi cukup tricky kalau Smart Mom ingin menyetrikanya. Idealnya, kain sutra hanya boleh disetrika dengan pengaturan suhu paling rendah kalau memang dibutuhkan. Jika disimpan dengan benar dengan cara digantung, malah kain sutra tidak perlu disetrika sama sekali. Kalau begitu, bagaimana jika jilbab berkerut? Smart Mom bisa atasi tanpa setrika, kok. Cukup gantung hijab wolfis di dalam kamar mandi ketika Smart Mom mandi apalagi mandi dengan shower. Soalnya, kelembaban di dalam kamar mandi dikenal bisa bantu singkirkan kerutan pada mayoritas kain yang mengandung serat sutra. Katun Shimmer Seperti yang ditunjukkan oleh namanya, kain yang satu ini merupakan salah satu varian dari kain katun. Hanya saja, kain ini punya permukaan yang agak berkilau alias shimmering, jadi dinamakan katun shimmer. Lembutnya bahan katun ini membuatnya anti kusut, terutama dengan cara penyimpanan yang tepat dan hindari melipatnya. Karena itu, hijab dari kain katun shimmer ini tidak perlu Smart Mom setrika lagi. Mudah, ya? Bubble Crepe Sekilas, kain bubble crepe mirip dengan kain diamond italiano. Hanya saja, bahan bubble crepe punya tekstur yang terlihat lebih kasar dibandingkan diamond italiano. Meski begitu, jangan sampai penampilannya menipu Smart Mom, ya! Soalnya, kain bubble wrap terasa halus ketika dipegang, kok! Di samping itu, jenis kain hijab yang satu ini juga tidak gampang kusut dan sangat lentur dengan sifatnya yang mudah “jatuh” seperti kain wolfis. Karena itu, kain bubble crepe sering jadi pilihan untuk pashmina. Maxmara Bahan maxmara ini sekilas mirip dengan satin, namun teksturnya terasa lebih lembut. Kalau Smart Mom paling suka mengenakan printed scarf alias hijab dengan beragam motif yang di-print, biasanya kain maxmara ini jadi bahan yang dipilih. Permukaan kain maxmara nampak berkilau sehingga mampu memberikan kesan glamor. Dengan beragam corak warna yang bisa dibilang tak ada batasnya, terutama untuk hijab print, tentu Smart Mom bisa bebas pilih sesuai selera, dong! Apalagi, jenis kain ini tidak perlu disetrika. Voal Hijab voal bisa dibilang merupakan pilihan hijab paling populer dan kekinian saat ini. Sebenarnya, voal merupakan salah satu jenis katun, namun serat-seratnya cukup longgar dan lebih tipis, sehingga sangat nyaman dikenakan di siang hari sekalipun. Di samping itu, hijab voal juga tidak menerawang. Jenis kain yang satu ini juga sangat dikenal sebagai pilihan yang mudah diatur serta tidak mudah kusut, Jadi, Smart Mom jelas tidak perlu pusing-pusing memikirkan bagaimana cara menyetrikanya, kan/ Soalnya, hijab voal sama sekali tidak perlu diseterika, lho! Kain bahan hijab terkenal akan warna-warninya yang cantik serta karakteristiknya yang lembut. Karena itu, Smart Mom perlu memilih deterjen yang bisa menjaga warnanya tetap cerah, membersihkan noda dan kotoran, serta menjaga kualitas serat kain agar tidak rusak. Belum lagi, pilih juga deterjen yang bisa bantu hilangkan bau keringat setelah hijab dikenakan seharian, dan tidak menimbulkan bau tak sedap setelah dicuci maupun dijemur. Untuk itulah Smart Mom perlu memilih Attack Batik Care sebagai deterjen untuk membersihkan dan merawat hijab-hijab cantik kesayangan Smart Mom. Eits, jangan bingung dulu karena Attack Batik Care diformulasikan secara khusus untuk kain halus dan lembut, termasuk sutra, satin, katun, dan berbagai jenis kain hijab favorit Smart Mom, lho! Diupload pada 6 January 2020 Smart Laundry Ini Penyebab Baju Rusak Saat DicuciMesin cuci harusnya jadi alat yang bisa mempermudah Smart Mom saat mencuci pakaian, kan? Akan tetapi, kok baju malah jadi rusak ketika Smart Mom mencuci menggunakan mesin cuci, ya? Eits, sebelum marah-marah dan menyalahkan mesinnya, coba Smart Mom pikir-pikir lagi, terutama kebiasaan Smart Mom saat menggunakan mesin cuci. Soalnya, besar kemungkinan kalau baju rusak karena kesalahan Smart Mom saat mencuci, lho! Hmm, apa saja ya kesalahan penggunaan mesin cuci yang bisa sebabkan kerusakan pada pakaian? Simak daftarnya di sini, yuk! Mengabaikan Petunjuk Perawatan Pakaian Ketika Smart Mom membeli sebuah pakaian, biasanya ada petunjuk perawatan yang bisa ditemukan pada labelnya. Nah, petunjuk perawatan tersebut bukan sekadar pajangan lho Smart Mom. Sebab, beda jenis kain dan model pakaian berarti beda cara perawatannya. Cucian Tidak Dipilah dan Dipisah Langsung mengumpulkan semua baju kotor dan menjejalkannya masuk mesin cuci memang terdengar mudah dan praktis. Akan tetapi, Smart Mom harus ingat kalau tidak semua pakaian bisa dicuci dengan cara sama. Sebagai contoh, ada jumlah deterjen dan suhu air tertentu yang dibutuhkan untuk mencuci baju katun, yang berbeda dengan jika Smart Mom mencuci sprei. Karena itu, selalu pilah dan pisah pakaian sebelum memasukkannya ke dalam mesin cuci, ya! Smart Mom bisa lakukan berdasarkan warna, misalnya warna gelap, terang, dan putih. Saku Baju Tidak Dikosongkan Sebelum Mencuci Mulai sekarang, selalu biasakan untuk mengecek saku pakaian sebelum Smart Mom mencuci, yuk! Soalnya, keberadaan berbagai benda yang masih ada di dalam saku dan lupa dikeluarkan sebelum mencuci bisa mengakibatkan “bencana”, lho! Contohnya pulpen yang masih ada di saku pakaian, kalau ikut tercuci tintanya bisa mengotori baju. Padahal, tinta adalah salah satu noda paling bandel pada pakaian! Lupa Menutup Resleting Pakaian Kesalahan lain yang kelihatannya sepele tapi bisa merusak baju saat dicuci adalah lupa menutup resleting. Soalnya, kelalaian ini bisa menyebabkan pakaian lain jadi tersangkut di resleting. Ditambah dengan putaran mesin, jangan kaget kalau baju yang Smart Mom cuci malah jadi rusak. Tidak Bersihkan Noda Sebelum Mencuci Sebelum mencuci dengan mesin, ada beberapa jenis noda yang harus dibersihkan lebih dulu, lho. Soalnya, ada beberapa noda yang malah jadi makin susah dibersihkan kalau sudah terkena air. Kemudian, tidak semua noda bisa hilang walaupun Smart Mom sudah menggunakan air panas sekalipun. Jadi, sesuaikan metodenya sesuai jenis noda terlebih dahulu untuk menyingkirkannya sebelum memasukkan pakaian ke dalam mesin cuci ya Smart Mom! Penggunaan Deterjen yang Terlalu Banyak Barangkali Smart Mom beranggapan kalau makin banyak deterjen yang dituangkan ke dalam mesin berarti cucian yang makin bersih dan wangi. Ternyata, anggapan tersebut salah besar lho Smart Mom! Justru penggunaan deterjen dalam jumlah berlebih bisa merusak pakaian, bahkan merusak mesin cuci juga. Karena itu, selalu perhatikan takaran yang ada pada kemasan deterjen sebelum menggunakannya agar tidak keliru. Ingin cucian Smart Mom selalu wangi, segar, dan bebas dari bau apek, bau air rendaman, atau bau keringat sepanjang hari? Tenang saja, karena ada pewangi sekaligus pelembut Attack Fresh Up yang bisa berikan kesegaran selama 48 jam, dan deterjen Attack Anti Bau yang bantu cegah pertumbuhan kuman penyebab bau tak sedap pada pakaian. Bukan hanya bersih, baju pun bebas noda dan nyaman dikenakan sepanjang hari, deh! Nah, itulah beberapa alasan mengapa baju Smart Mom malah rusak setelah dicuci. Dari daftar di atas, apa saja “dosa” yang selama ini Smart Mom lakukan? Sebelum makin parah, yuk ubah kebiasaan Smart Mom sebelum mencuci baju dengan mesin mulai dari sekarang juga, dimulai dengan menghindari kesalahan-kesalahan di atas! Diupload pada 6 January 2020 Smart Laundry Hindari 5 Kesalahan Saat Menjemur Pakaian Ini!Berkat kehadiran teknologi bernama mesin cuci, mencuci pakaian di zaman sekarang sudah bukan lagi pekerjaan yang sulit kan, Smart Mom? Cukup masukkan pakaian dan deterjen ke dalam mesin, cucian pun beres dan tinggal dijemur. Apalagi, pengaturan mesin cuci saat ini makin beragam dan bisa sepenuhnya disesuaikan dengan kebutuhan. Menjemur sendiri juga merupakan pekerjaan mudah, bahkan sejak zaman dulu. Lagipula, apa sih yang sulit dari menggantung pakaian di tempat terbuka yang mendapatkan sinar matahari dalam jumlah cukup? Eits, ternyata realitanya tidak semudah itu lho Smart Mom! Sebab, rupanya masih ada banyak orang yang melakukan kesalahan ketika menjemur pakaian. Parahnya lagi, berbagai kesalahan tersebut bisa mengakibatkan pakaian jadi melar atau warna memudar. Pastinya Smart Mom tidak ingin hal tersebut terjadi pada pakaian Smart Mom, kan? Hmm, apa saja ya kesalahan saat menjemur pakaian yang wajib Smart Mom waspadai dan hindari? Daripada terus-terusan bertanya-tanya, yuk simak daftarnya berikut ini! Membalik Pakaian saat Menjemur Banyak orang – dan Smart Mom barangkali adalah salah satunya – yang membalik pakaian sebelum mencuci, sehingga menjemur pakaian masih dalam kondisi terbalik juga. Cara ini memang bisa membantu melindungi warna pakaian dengan mencegah pemudarannya. Hanya saja, tips ini berlaku hanya untuk pakaian biasa, lho! Kalau Smart Mom akan menjemur pakaian dalam, justru Smart Mom harus menjemurnya bukan dalam kondisi terbalik. Sebab, menjemur baju dalam secara terbalik justru akan membuat kuman dan debu mudah menempel pada sisi kain yang bersentuhan dengan kulit, sehingga meningkatkan risiko infeksi atau penyakit kulit, terutama pada kulit sensitif. Tidak Membalik Pakaian Nah, tadi Smart Mom sudah tahu kan kalau menjemur pakaian dalam justru tidak boleh dilakukan dalam keadaan terbalik. Untuk pakaian biasa, justru Smart Mom wajib menjemurnya secara terbaik, alias bagian dalam ada di sisi luar, dan bagian luar ada di sisi dalam. Dan seperti yang sudah dijelaskan, tujuannya adalah untuk melindungi warna agar tidak cepat pudar. Cara yang sama juga berlaku untuk melindungi sablon yang ada pada pakaian, terutama jika pakaian dijemur saat matahari sedang terik-teriknya. Tidak Langsung Menjemur Pakaian Setelah Mencuci Apakah Smart Mom termasuk yang suka menunda-nunda menjemur baju setelah selesai mencuci menggunakan mesin cuci? Waduh, Smart Mom harus segera hentikan kebiasaan ini kalau Smart Mom ingin menjaga kondisi pakaian. Pasalnya, putaran mesin yang sangat cepat ketika mengeringkan pakaian bisa mengakibatkan baju jadi kusut dan bau apek kalau masih dibiarkan di dalam mesin, alias tidak segera dikeluarkan untuk dijemur. Mengabaikan Panasnya Matahari Memang benar bahwa sinar matahari dibutuhkan saat menjemur pakaian. Hanya saja, Smart Mom juga harus memerhatikan panasnya matahari pada hari ketika Smart Mom akan menjemur baju. Sebab, sinar matahari yang terlalu panas bisa mengakibatkan beberapa jenis kain tertentu jadi mengeras. Di samping itu, warna pakaian juga jadi lebih mudah pudar dan sablon pada baju juga lebih berisiko mengelupas. Karena itu, sebaiknya Smart Mom pilih tempat menjemur yang teduh, misalnya di bawah naungan pohon atau di bawah atap asbes bening. Menggunakan Gantungan untuk Menjemur Baju Berbahan Melar Pakaian dengan bahan yang mudah melar seperti sweater biasanya memang butuh waktu lebih lama untuk dijemur. Karena itu, banyak orang yang menjemurnya seolah seperti menjemur pakaian biasa, misalnya dengan cara menggantungnya pada gantungan baju atau menggunakan jepit jemuran untuk menjepitnya pada tali. Padahal, karena sifat bahan baju yang mudah melar, cara seperti itu justru akan membuat baju lebih cepat molor, terutama pada bagian baju jika dijepit, dan bagian bawah jika menggunakan gantungan. Terus, apa cara teraman untuk menjemur baju dengan bahan melar, ya? Mudah kok, Smart Mom. Cukup masukkan baju dalam kondisi terlipat ke dalam jaring laundry, kemudian gantungkan jaring laundry tersebut. Air pun akan menetes keluar lewat jaring, dan serat baju tetap terjaga. Wah, ternyata kesalahan saat menjemur pakaian sesepele itu, ya? Nah, kalau Smart Mom ingin selalu menjaga kondisi pakaian, mulai ubah kebiasaan menjemur dan hindari kesalahan-kesalahan di atas, ya! Selain itu, selalu gunakan deterjen Attack Anti Bau dan pewangi sekaligus pelembut Attack Fresh Up yang akan merawat serat-serat pakaian dan melindungi pakaian dari bau serta memberikan kesegaran yang tahan lama Diupload pada 6 January 2020 Smart Laundry

tidak kering kering karena masih